Kalau melihat trend, umumnya saya rajin menulis pada bulan Maret – Juni. Tapi tidak tahun ini. Atau mungkin begitu juga pada tahun ini, namun karena saya membuat 3 blog lain dan menulis disana, sehingga tidak begitu terlihat aktifitas di blog ini. Ya sudahlah.
Sekarang mulai mencoba untuk menulis lagi secara rutin, dengan teratur, baik rutinitas maupun alur konten. Pembiasaan untuk mengemukakan ide dengan alur yang baik sehingga bisa lebih mudah dimengerti oleh orang lain. Rencananya sih begitu, tapi mari kita lihat saja nantinya bagaimana, dan mari berharap yang terbaik.
Let’s see. Mungkin untuk tulisan pertama setelah sekian lama, saya akan menceritakan mengenai akademik saya di semester lalu dan kegiatan saya di masa liburan.
Semester lalu berjalan dengan cukup lancar. Sangat baik malah, terbaik kedua setelah semester pertama. Hanya dua minggu “masalah”, dan “hanya” satu tugas bermasalah. Terima kasih untuk teman-teman dan dosen yang membantu menarik saya kembali ke dunia. Pada awalnya semua terasa berat, bukan karena susah, tapi karena penyesuaian kembali setelah sekian lama vakum. Bahkan teman saya ada yang bilang salut, karena bisa kembali. Mungkin karena saya “mudah lupa”, sehingga susahnya tidak sangat susah.
Menulis ini membuat saya memikirkan keengganan saya untuk membanggakan sesuatu, atau menggembar-gemborkan sesuatu. Seakan-akan saat saya membanggakan atau menceritakan sesuatu, besoknya saya terbangun dan ternyata sudah tidak memiliki lagi hal yang saya banggakan. Tapi ya sudahlah, mari kembali ke topik.
Semester lalu saya mengambil 18 SKS. Agama, Intelegensia Buatan, Sosif, GPGPU, MPPPL, KI, dan TA 1.
Agama, yang merupakan kali keduanya saya mengambil karena pada kesempatan pertama saya tidak ikhlas mengikutinya. Intelegensia Buatan, yang juga merupakan kali kedua saya mengambil, karena ada komponen nilai yang bernilai nol. Sosif, yang dihabiskan dengan membuat ringkasan kuliah umum.
Lalu GPGPU, mata kuliah elektro, yang iseng saya ambil karena katanya tidak terlalu berat. Mata kuliah ini tidak banyak memberikan materi di kelas, tapi lebih sekedar membuka wawasan, dan kemudian mengalihkan semua bobot sks untuk melakukan eksplorasi. Pada eksplorasi yang lalu saya mencoba menggunakan OpenGL dan Ogre3D. Eksplorasi ini menyebabkan saya mengenal lebih jauh mengenai pemrograman 3D, tapi masih terkendala pada model yang bisa digunakan untuk mencoba eksplorasi.
MPPPL merupakan mata kuliah yang “tidak biasa” saya ambil. Tapi karena saya lagi tertarik dengan design dan pattern, MPPPL menjadi pilihan yang menarik. Pilihan saya 50% tepat sasaran, karena pada awal kuliah materinya masih sesuai harapan, namun di akhir menjadi semakin abstrak. Terutama tugasnya, sangat abstrak. Hal yang paling menarik dan penting menurut saya adalah AOP (Aspect Oriented Programming). AOP merupakan pattern yang powerful karena bisa menyatukan kode yang berserakan di berbagai tempat yang disebabkan karena penggunaannya berdasarkan aspek yang diperhatikan.
KI, mata kuliah “gratisan” yang katanya cukup mengerjakan tugas akhir berupa makalah. Topik makalah harus sudah disetujui oleh dosen terlebih dahulu. Walaupun materi dan pemberi materinya menarik, namun karena kelonggaran ini membuat saya tidak serius dalam melaksanakannya. Bahkan saya baru kemaren mengumpulkan tugas yang seharusnya sudah melewati deadline resmi 3 bulan yang lalu. Tapi saya pernah menanyakan kepada si dosen 2 bulan yang lalu, deadlinenya kapan, dan dibalas selagi nilainya masih T dan belum otomatis berubah menjadi E, jadi ya sudahlah, berhasil dikumpulkan dan dikerjain kok.
TA. Ya kita bahas di lain waktu saja.
Masa kuliah pun berakhir. Setelah itu saya langsung liburan ke Jogja selama sekitar 2 minggu. Sepulangnya saya melaksanakan KP di tempat Petra, di Urbanindo. Sembari KP saya juga mengambil semester pendek 5 SKS, Sejarah desain dan Sistem Kendali.
Sejarah Desain merupakan mata kuliah gratisan, cukup hadir atau titip absen, dan kerjakan UAS yang biasanya merupakan tugas dan tidak berkaitan dengan materi yang disampaikan. Materi kuliah bahkan sering kali mengocok perut, ditambah lagi dosennya….gila.
Sementara Sistem Kendali merupakan mata kuliah elektro yang seharusnya tidak diambil oleh anak Informatika, karena tidak memiliki dasar yang kuat seperti Laplace dan perumusan lain. Saya tetap nekat mengambil mata kuliah ini karena kata teman saya trik untuk lulus (ya, saya cuma mengincar lulus) adalah membuat catatan tiga buku, kehadiran yang cukup, dan mengerjakan uas / uts. Karena KP, kehadiran saya pas-pasan di mata kuliah ini. Bahkan saya tidak mengikuti uts karena tidak tahu dan tidak terbiasa dengan jadwal semester pendek dan bentrok dengan seminar TA 1. Uas bahkan saya tidak mengerti jawabannya. Saya mengisi lembar jawaban bermodalkan wolfram alpha yang sangat canggih sehingga semua tulisan berbentuk rumus di soal bisa berubah menjadi grafik yang sepertinya diminta oleh soal. Ya sudahlah, udah lulus dari mata kuliah itu.
Di Urbanindo sendiri, saya bersama Mirza dan Abid selama 2 bulan melaksanakan KP. Yang saya pegang adalah automation dan continous integration. Kalau mau dijelaskan dalam satu paragraf, setiap commit bisa langsung dideploy di test-server dan kemudian bisa di-test oleh siapapun, yang kemudian bisa dideploy ke production server dengan satu tombol atau satu baris CLI. Selain itu saya juga memodifikasi infrastruktur sistem sehingga bisa menggunakan lebih dari satu server.
Terlihat lumayan ya? Ya sudahlah.