6 Days. End.


#5 – Selasa, 7 Juni 2011

Hari itu cerah, pagi hari berlalu tidak seperti biasa karena akan ganti perban pertama kali. Dan selang yang dimasukkan di perutku akan dikeluarkan. Tanpa bius. Rasanya benar-benar tidak menyenangkan. Rasanya menusuk, tapi tidak juga, seperti ada sesuatu yang tajam, dan kemudian mengiris kulit. Bukan berarti aku pernah mengiris kulit. Tugas untuk guling kiri guling kanan pun selesai, tapi kemudian diharuskan untuk melatih berjalan siang itu. Hmm, langsung jalan? Karena udah bosan berbaring, ya oke-oke aja. Tapi saat mencoba duduk,  😐 rasanya dada itu runtuh dan menimpa perutku. Terbayang akan berjalan siangnya, hanya bisa pucat.

Pagi itu juga makan tidak cair pertama setelah operasi. Bubur Sumsum. Dengan gula merah yang dicairkan. Awalnya terasa enak. Apapun kalau udah lama ga makan rasanya pasti enak. Tapi lama kelamaan dengan manisnya yang keterlaluan jadi eneg. Yang penting makan.

Siangnya tiba. Dan saat mama akan pergi makan siang tiba, Lisa juga datang minjamin buku. Ada 3 buku, kokology, The Best Laid Plans, dan Twilight. Okay. Setelah makan siang ditemanin Lisa (makasih Lisa Y_Y), waktu membaca pun dimulai. Karena kokology yang paling tipis, jadi mulai dengan itu. Tapi belum lama mulai membaca, suster yang mengawasi tugas jalan pun datang. Hem hem. Jalan pun dimulai. Setelah selesai, membaca pun dilanjutkan. Tapi ga lama karena kemudian tertidur 1 jam. Setelah itu membaca lagi sampai kokology habis dan dilanjutkan dengan The Best Laid Plans.

Sorenya, ayah datang, akan gantian dengan mama yang akan pulang besok paginya. Dan seperti biasa, saya masih melanjutkan membaca. Malam itu The Best Laid Plans selesai, dan dilanjutkan membaca sedikit bagian twilight, hingga menemukan bagian yang aneh. Pas ditanyain ke empunya buku, ternyata emang salah cetak dan halamannya tertukar dengan New Moon, jilid 2 nya Twilight, wah kesalahan yang luar biasa. Sampai disitu berhenti. Karena udah cape juga sih. 😛

Tiduuuuuuuur.

#6 – Rabu, 8 Juni 2011

Pada pagi harinya, ibu pun pergi pulang kembali ke Pekanbaru. Dan ayah saya yang kemudian menemani menggantikan ibu. Saat dokter datang untuk mengganti perban, yang kali ini tidak sesakit yang kemaren, karena sudah tidak ada lagi mengeluarkan selang dari dalam tubuh. Jadi saya mengajak si dokter yang ternyata adalah perawat. Perawakannya tidak seperti perawat, dan pekerjaannya juga tidak seperti perawat, jadi saya rasa semua juga bakal salah mengira bahwa dia adalah seorang perawat.

Yang saya bicarain dimulai dengan peralatannya. Kasa yang digunakannya disimpan dalam wadah steril yang bersifat sekali pakai. Termasuk sarung tangannya, steril dan disimpan di wadah tersebut. Saya lupa nama wadahnya. Sepertinya wadah itu satu paket dengan isi-isinya (ada kasa, sarung tangan kaya karet ga tau bahannya, dll) karena wadah tersebut juga memiliki waktu kadaluarsa.

Apakah sarung tangan yang sudah dipakai bisa dipakai lagi? Katanya sih tidak, bisa aja sih disterilkan lagi, tapi statusnya udah ga sama lagi elastisitasnnya, mungkin udah melar dan macam-macam. Di daur ulang kah? Ada yang didaur ulang, ada beberapa yang langsung dibakar. Tapi kebanyakan di daur ulang, kami hanya mengelompokkan sampahnya, ada sampah medis, dan sampah lainnya. Yang kaya botol infus, dikelompokkan sesamanya, dikelompokkan juga berdasarkan warnanya. Baru kemudian di berikan atau dijual lagi ke yang berminat. Kami udah berusaha sebaik mungkin untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Waw bagus deh mas, kalau gitu, haha.

Saat ganti perban selesai. Dokter menginformasikan kalau besok udah boleh pulang. (woot) Hore. Dan hari ini dilanjutkan dengan membaca twilight dengan nge-skip semua salah cetak yang ada. Sorenya udah beres, dan berusaha tidur secepatnya biar ga kebosanan. 😀

Besoknya? Selamat tinggal RS Santo Borromeus! I hope I will never come to see you again. :-h

6 Days. No. No. Lone. #part2


#3 – Minggu, 5 Juni 2011

okay, postingan 6 days sebelumnya saya akui ditulis dengan cara yang tidak enak. Saya membacanya ngerasa “ini apaan deh”. Haha. Benarkah? Entah.

Jadi saya terbangun, dan melihat yang ada di sekeliling. Hanya ada keponakan saya. Dan saya tertidur kembali. Lalu terbangun kembali, dan melihat ada ibu saya. Sepertinya saya hanya bermimpi. Kenapa demikian? Bagaimana mungkin mama saya yang sedang berada di Pekanbaru bisa langsung ada di sini? Kecuali jika saya sudah tertidur sangat lama.

Saya tertidur lagi. Saat terbangun, matahari sudah bersinar. Ibu saya benar-benar ada di samping saya. Hal yang saya tanyakan adalah, “tanggal berapa sekarang?”. “5 Juni”. Hah, deadline. Sudahlah. Tidak ada yang bisa saya lakukan dengan keadaan seperti ini.

Hari masih pagi. Suster yang datang hanya mengingatkan bahwa saya belum boleh makan ataupun minum hingga keluar angin (inflatus, kentut bahasa Indonesianya). Udah tau sih dengan hal itu. Saya orangnya cukup penyabar kok, dan ga akan meminta hal yang ga mungkin untuk dilakukan. Jadi sepanjang pagi saya hanya berusaha untuk tidur lagi. Tidak ada yang bisa saya kerjakan toh.

Siangnya, sekitar jam 12:00, saya meminta HP saya dan membalas sms yang masuk. Sekitar 6 dari 3 orang. Tidak lama setelah membalas SMS, teman-teman se-almamater SMA saya pun datang. Harry, Hilman, Putra, Wiko, dan Fadzli. Sayang Ardian, Eka, dan Zu tidak bisa ada. 2 jam bercerita menghabiskan waktu. Bahkan Putra yang sedang diburu tugas pun datang. Thanks kalian udah berhasil menghilangkan 3 jam sepiku (1 jam lagi mengenang :D).

Saat mereka pulang, yang bisa kulakukan hanya tidur lagi. Agak sorenya, bilikku dipindah ke sebelah jendela, sesuai permintaan ibuku. Yah, paling tidak pemandangan yang bisa dilihat sedikit berbeda.

Sekitar jam 18:00, teman yang lain juga datang menjenguk. 😀 Senangnya hatiku. Ternyata teman-teman dari KMPA! Wow. Saya sungguh merasa bersalah baru bertemu setelah sekian lama saat saya sakit. 😦 Kenyataan ini sungguh menyakitkan. Mereka memang selalu menjadi keluarga saya, dan akan selalu. Kuarter pertama ada Yasir bersama Maman dan Baim. Ternyata Roncil sedang sakit Malaria juga dan dirawat inap di rumah sakit yang sama, wah, saya menyampaikan salam saja, tidak bisa menjenguk. Yodia juga datang sebentar untuk melihat ruangan sebelum pergi lagi memanggil yang lain.

Kemudian Lisa dan Karol datang. Haha. Pada awalnya saya juga udah minta tolong diantarin sama Karol juga sebelumnya ke RS, tapi karena akan mendukung Timmy jadi tidak bisa. Karol dan Lisa masih tetap berada di ruangan saat kuarter kedua dari KMPA datang. Ada Datu, Epot, Inda, dan Yudha. Ternyata mereka juga baru pulang gereja, jadi sekalian mampir. Kuarter ketiga dari KMPA ada Johan, Yodia, dan… oh tidak ingatan saya memburam. Maaf saya tidak bisa mengingatnya :((. Sekitar jam 20:00 seluruh kunjungan itu pun berakhir.

Haha. Padahal jam berkunjung pada hari minggu adalah pukul 16:30 – 18:00. Ternyata itu tidak menghentikan mereka ^^. Hari ini berakhir menyenangkan. Ditambah lagi selentingan kabar yang besok akan ada lagi yang berkunjung. 😀 Sakit tidak ada terasa, walau sedikitpun belum minum ataupun makan. 🙂 Terima kasih buat yang udah datang 😀

6 Days. Die. End. #part1


#1 – Jumat, 3 Juni 2011

Paginya bangun seperti biasa, selera makan tidak ada. Menunggu hingga jam 9 sebelum menuju tempat Denis untuk mengejar deadline game compfest. Still much to do, but the feels to eat is nowhere. Sesampainya di tempat Denis, hanya membahas sedikit hal, bahkan sempat tertidur sekitar satu jam tanpa mengerjakan apapun. Sekitar jam 11 lebih, pulang untuk sholat Jumat, dan perasaan ingin makan masih tidak ada.

Pulang Jumatan, membeli roti sari sebagai usaha untuk mengisi perut. Daripada tidak makan sama sekali, setidaknya bisa usaha untuk mengisi perut. Bahkan sebelum makan kembali tertidur sebentar. Hingga akhirnya telat kembali ke tempat Denis. Karena udah merasa terlalu banyak ga ngapa-ngapain hari ini, akhirnya membuat apapun asal jadi yang penting gamenya bisa jadi playable.

Sorenya langsung pulang lagi. Berharap besok bisa baikan, makan obat maag dan langsung bawa tidur. Merasa agak demam, meng- “kompres” diri dengan lap yang dibasahin dan diletak di kepala agar bisa tidur lebih nyenyak. Rasanya waktu itu berhasil tidur, tapi kemudian terbangun mendadak dengan kompress sudah dipindahkan ke perut. Perasaan tidak enak di perut semakin menjadi. Merasa ingin buang air, tapi tidak ada yang bisa keluar. Semakin pusing hingga memutuskan kembali ke tempat tidur.

#2 – Sabtu, 4 Juni 2011

Subuhnya, jam 4, kembali terbangun. Harapan agar baikan semakin sirna, hingga tidak tertalang lagi dan berteriak serasa menghilangkan sakitnya. Teringat dengan teman yang sering sakit maag dan bilang, dengan disuntik sakitnya akan langsung hilang, ku putuskan untuk langsung menghubunginya minta tolong diantar, dengan SMS agar tidak mengganggunya di subuh hari itu. Apa saja asal sakitnya hilang.

Jam 5 datang balasan SMS akan segera datang, Dan sebelum jam 6 kami sudah di UGD rumah sakit. Untunglah penanganannya cepat, sebelum jam 7 sudah disuntik, sudah diberi obat yang rasanya menenangkan perut. Ya, seharusnya udah baikan. Berdasarkan pengalaman temanku itu pun begitu. Dokter dan suster pun terlihat santai setelah itu. Walau salah seorang suster yang bertanya demamnya sejak kapan, karena suhu badan saat itu cukup tinggi, sekitar 38,5 .

Harusnya udah baikan. Ya. harusnya udah baikan, pikirku dalam hati. Berusaha tidur agar segera bisa pulang, khawatir temanku yang mengantar itu punya kesibukan lain. Tidur, ya, seharusnya aku tidur. Tidur.

Sedikitpun tidak bisa tidur, perutku masih sakit. Rasanya ada sesuatu yang memaksa keluar, dan meninju dari dalam. Teriakan tertahan kembali keluar dari mulut. Tidak, aku tidak mungkin hamil, jika ada yang berpikir demikian. Entahlah, you know, perasaan itu tidak bisa digambarkan dengan tepat menggunakan kata-kata. Mengingatnya kembali bahkan membuat mual perutku.

Segera saja darahku diambil untuk cek darah sekitar jam 7:15. Dokter juga kemudian mengatakan mungkin harus rawat inap. Apa? Rawat inap? Tidak, sebisa mungkin aku tidak ingin rawat inap. Terlalu banyak yang direpotkan. Tidak. Walau kemudian aku dijadwalkan untuk USG. Waktu berlalu begitu lambat. Rasa sakit pun tidak kunjung berkurang hingga diberi obat yang dimasukkan melalui dubur. Setidaknya itu mengurangi rasa sakit dan bisa membuat tidur.

Sekitar jam 10, atau mungkin 9, entahlah, waktu tidak berasa penting lagi. USG pun dilaksanakan, dokter yang mengambil foto USG hanya diam saja, tidak memberi tahu apa-apa tentang penyebab sakit di perutku ini. Kediaman yang mencekam, if you ask me. Dalam perjalanan dibawa kembali ke bilik UGD, suster yang mendorong tempat tidur membisikkan, “sepertinya kamu kena usus buntu, dan udah pecah”.

Runtuh sudah pertahanan itu, aku pasrah saja dengan semua yang dikatakan orang. Orangtuaku pun langsung menghubungi, entah kabar darimana, padahal belum ada pernyataan resmi. Temenku yang lain pun datang, dan dia yang bertanggung jawab atas semua yang akan dilakukan rumah sakit, selagi menunggu keluargaku datang. Obat yang mengurangi rasa sakit sebelumnya itu masih memiliki efeknya, karena aku tidak berteriak lagi. Air tidak lagi kuminta, sejak terakhir minum air adalah setelah disuntik pertama kali, tahu akan operasi yang akan segera dilakukan.

Kebenaran akan kabar itu pun datang. Aku hanya ingin terus tidur saja. Haha. Tidak peduli lagi. Kuberikan nomor orang tuaku ke temanku itu. Dan aku percaya sama dia. Temanku yang mengantar sudah pulang, gantian datang dengan temanku yang lain, jadi masih tetap ada dua orang di dekatku. Kamar untuk rawat inap pun kemudian di pesan. Sekitar jam 13:00, infus kemudian dipasang di tangan kiriku. Tempat tidurku pun dibawa. Kedua temanku mengikuti di samping. Percakapan pun terjadi. Di lift, ada seorang anak kecil yang bertanya “Ibu, abang ni kenapa?”. “Lagi sakit”, kata ibunya. “Kok ga mati?”. Haha, anak kecil. Semua pun tertawa. Aku hanya bisa tertawa tertahan. Sudah tidak bisa lagi tertawa dengan perut seperti ini.

Di depan sebuah ruang, perawatnya berkata kepada teman-temanku, “Tunggu dulu di sini ya? Mau masuk ruang operasi”. Apa? Udah mau operasi sekarang?? Ya sudahlah. Telepon genggam kutitipkan ke temanku. Aku hanya pasrah saja. Berusaha tersenyum dan menanggapi kelakar para perawat. Mereka berusaha menenangkanku. Aku sudah tenang kok.

Di ruang operasi, kelakar dokter dan perawat masih berlanjut. Berkali-kali ditanya oleh orang yang berbeda, alergi apa, beratnya berapa, terakhir makan-minum kapan, tentu saja jawabannya tidak akan berubah.

Seorang dokter mendekat dan berdiri disampingku. Mengutak-atik infus yang ada di lengan kiriku. Perasaan bergelembung masuk ke tubuhku. Tiba-tiba pikiran ku berat. Mataku berkedip sekali. “Oh, ini rasanya di bius total”. Kubuka lagi. Dan kuserahkan diri. Bismillahirrahmanirrahim.

Gelap.

Workshop Nokia Developer: Day 3


Workshop Nokia


Live from the place:

Okay, sekarang lagi day 3. Jadi hari ini para peserta akan “berlomba” untuk

mendapatkan salah satu dari 3 HP, Nokia X5, Nokia N8, dan Nokia X3. Sekarang waktu udah habis, dan penutupan akan dimulai.

Saat ini sedang ada Naren yang sedang mengobrol didepan, menjelaskan tentang bagaimana perkembangan developer di Indonesia. Salah satu ada membuat aplikasi ga sengaja mendapatkan 80.000 download dalam 4 minggu. Aplikasi yang dibuatnya adalah jadwal sholat. Dan ada juga yang sudah 114.000 download, aplikasi game dari Agate Studio.

Banyak ya? Dan ternyata ada yang lebih banyak! 10.000.000 downloads! Apa yang dia bikin? Themes! Dan termasuk top 5 most download in world! Salah satunya themes batik Indonesia. Bagaimana batik, sebagai budaya kita? Bisa menjadi something? Code namenya Ramadhan Bach. Dia baru memasukkan content di akhir Januari, dan, 1 bulan yang lalu total downloadnya 9.581.041 downloads.

Dari mana dia dapat duit? dia baru memasukkan content premium awal april. Dan content yang premium hanya 3 buah, yaitu 10% dari semua themes yang dibuatnya. Totalnya 5.490 sales. In Euros. Sebulan 50.000.000!! Wow.

Saat ini sedang ditampilkan game-game yang pernah ikut dalam mobile war development. Termasuk yang Bhinneka Tunggal Ika nya Dongskar Pedongi. Dan kemudian ada data AdMob market. Katanya Indonesia pemakai terbesar ke 3 di dunia.

Siapa yang masih membeli CD Music? Gak ada kan ya? Tapi tau lagu samson, kenangan terindah? Itu  merupakan lagu yang fenomenal, karena masih banyak yang subscribe RBT nya, dan udah mendapatkan penghasilan 11 Triliun. Ternyata konten digital menghasilkan banyak penghasilan.

Wow banyak yang disampaikan oleh Narendra hingga saya ga bisa sambilan mengetik.

Narendra berbicara

“Pasar digital Indonesia ya untuk Indonesia lah, jangan sampai dari luar, seperti GameLoft, yang ngambil. Kita ga akan kemana-mana, kalau kita hanya jadi tukang jahit, kita harus mulai berpikir untuk menghasilkan product.”

“Algoritmanya simple, anda developers, punya value. Anda cari opportunity, dan jembatani dengan teknologi. Bukan berdasarkan teknologi baru kemudian membuat sesuatu. ” – Narendra

Demikian perbincangan sebentar bersama Narendra. Wow, it’s inspiring.

Selanjutnya adalah presentasi hasil Workshop Day 3 dari peserta Workshop.

Ansel:
Cerita wayang,  biasanya kan wayang hanya orange, putih, hitam, jadi warnanya sengaja menyesuaikan dengan itu. Dasar gamenya itu game Pong, jadi hanya game biasa. Game Pong kan mudah dimainkan, dan Baratayudha itu juga pertarungan.

Highscore nya instead disimpan sebagai text, foto kita juga disimpan sebagai highscore.

Presentasi Ansel


Nikolaus Indra:
Kabayan and his Magic Basket. Jadi ceritanya Kabayan ingin mengambil air. Dan magic basketnya kemudian akan menampung air hujan dan kita akan mengendalikan magic basketnya tersebut. Kita juga harus menghindari petirnya.

Presentasi Indra


Aryo:
Gamenya ditujukan dengan tujuan mempermudah belajar untuk anak-anak. Jadi bermain sambil belajar. Gamenya seperti hangman, tapi huruf dipilih sambil bermain. Game Hit The Bird berubah menjadi Bird Hit the Letter. Jadi hurufnya bakal terpilih berdasarkan yang tertembak.

Presentasi Aryo

*yang maju imba-imba semua jadi males maju

Ecky:
Kita kenal Batman, Superman, dan hero-hero luar negeri lain. Jadi sekarang ingin membawa hero dari Indonesia, yaitu Gundala. Game yang dibuat adalah game dengan Free Running. Ow ow saya terpana melihat gamenya. Hampir saja kelewatan. Gamenya menarik, dan saya ga tau gimana cara membuatnya. Haha.

Presentasi Ecky


*masih yang imba

Khairul Fahmi
Ini gamenya seperti game ular tangga, dengan latar belakang suasana Indonesia. Grafiknya bagus, tapi masih belum ada dadu. Jadi dengan ngeklik dia bakal maju. Kalau di ular tangga kan ada ular sama tangga, disini pake pesawat. Jadi kalau sampai ke pesawat, dia bakal pergi ke tujuannya.

Presentasi Fahmi

Septu Jamasoka
Gamenya adalah money collector, jadi ada meriam yang bakal menangkap koin yang bakal ditembak oleh meriam. Meriam akan menembakkan koin secara melengkung mengikuti kurva.

*sory sedikit, seharusnya sesudah ini saya yang maju jadi ga fokus. isinya presentasi saya? rahasia 😛

Maulana Abdullah
Jadi gamenya TMII, bakal ada orang yang bergerak dipulau tertentu, dan akan muncul item yang bersifat kedaerahan. Jika kemudian item tersebut diambil tapi tidak sesuai dengan budaya di daerah tersebut, maka score akan berkurang. Jika sesuai, akan bertambah.

Novan Parmonangan S
Novan mengembangkan aplikasi game yang kemaren dibuat. Tapi ada roket, dan ada life. Terkadang burungnya juga menjatuhkan sesuatu, seperti rocket atau life.

Afif
Rencananya adalah untuk membuat game yang bertema rumah makan. Berdasarkan penjelasan yang diberikannya, mungkin anda akan teringat dengan game diner dash. Implementasinya kayaknya udah jadi 80% kalau menurut saya. Keren juga.

Bharata Kalbu Aji
Gamenya membuat candi. Cara membuat candinya dengan menekan beberapa tombol menyesuaikan dengan gambar. Mirip seperti tap-tap.

Hartono Sulaiman
Game “Dimanakah Ini”. Jadi bakal ada gambar yang menunjukkan hint mengenai daerah yang dimaksud. Bisa potongan gambar monas, atau sejenisnya. Saat ini masih tentang ITB saja gambarnya.

Rendy Bambang Junior
Gamenya bertema kaleci. Kalo orang Sunda taulah ya, yaitu seperti game kelereng. Jadi Ada lingkaran di tanah dan kelereng bakal ditembakkan ke situ.

Khairul Annas
Game menebak warna. Gampang? TIDAK. :)) sepertinya seru. *lupa moto 😦

*ga dengar namanya (ada yang tau?)
Save The Animal. Jadi gamenya akan berusaha menyelamatkan hewan-hewan langka di Indonesia. Kita akan memilih pulau yang akan diselamatkan tanamannya.

Muhammad Fahreza
Aplikasi untuk menghitung sebuah segi-N beraturan. Jadi akan diberikan jumlah segi sebuah segi-N, dan panjang sisinya. Maka akan diberikan luasnya, keliling, jari-jari segi-n, dan sudut jari-jari segitiga.

Nugraha Siburian
Pengembangan game yang sebelumnya.

Prama Pradnyana
Game menangkap telur yang jatuh.

Rezan
Seperti game Tic Tac Toe. Tapi, batunya hanya 3, dan batu yang telah dipakai bisa digunakan kembali 🙂

Okay. Presentasi  peserta workshop selesai. Sekarang ada Mas Firstman yang ngomong.

Saya sebagai pemain, menyukai 2 game, yaitu mario bros, dan angry bird. Kenapa saya suka? Karena menimbulkan rasa penasaran. Artinya apa? Kembangkan game kalian sehingga saat udah selesai, pemain masih penasaran dan ingin bermain lagi. Contohnya angry-bird. Jadi bikin orang penasaran.

Usulan untuk:
Game Pong: Kalau menang, tambahin bom-bom yang nambahin kekuatan.
Candi: Bagus, buat orang penasaran
Masakan: Bisa ngebuat orang kekenyangan trus dapat sesuatu.

Yang kedua adalah target pasar. Siapa yang akan pake aplikasi saya? Siapa yang akan pake game saya? Kalau hanya untuk membantu, it’s okay.

Ada beberapa contoh game yang sederhana, tapi sangat disukai oleh anak saya. Ada 10 gambar di game ini, jadi ketika gambar itu diklik, maka akan dikeluarkan suaranya itu. Contoh ada gambar ayam, maka akan mengeluarkan suara ayam. Jadi artinya apa? Game sederhana, belum tentu tidak laku.

Trus Mas Naren kemudian menampilkan excel yang melihatkan penilaian yang akan digunakan untuk perhitungan. Jadi ada Estetika & Kegunaan, Performance, dan Kreativitas yang dinilai. Wow. Gimana nih. Deg deg.

Berikut pengumuman pemenangnya:

1. Anselmus : nilai 71
2. Ecky Putriadi : nilai 70
3. Muhammad Maulana: nilai 69

Sementara nilai saya sendiri 57, dan Novan 58 😀
Wau ternyata Afif nilainya 68 gan. Sayang sekali ya. Trus Bharata skornya 66. Wuih.

Sehabis ini, kami kemudian foto bersama (belum ditag nih fotonya) dan dapat makan malam KFC. 😀

Overall, workshop pertama yang pernah saya ikuti ini benar-benar memuaskan. Dapat ilmu, dapat makan, dapat kaos, dan ada yang dapat HP. Wow banget lah. Kalau ada workshop-workshop ginian lagi harus ikut 😀 kali-kali aja dapat HP juga 😉