6 Days. End.


#5 – Selasa, 7 Juni 2011

Hari itu cerah, pagi hari berlalu tidak seperti biasa karena akan ganti perban pertama kali. Dan selang yang dimasukkan di perutku akan dikeluarkan. Tanpa bius. Rasanya benar-benar tidak menyenangkan. Rasanya menusuk, tapi tidak juga, seperti ada sesuatu yang tajam, dan kemudian mengiris kulit. Bukan berarti aku pernah mengiris kulit. Tugas untuk guling kiri guling kanan pun selesai, tapi kemudian diharuskan untuk melatih berjalan siang itu. Hmm, langsung jalan? Karena udah bosan berbaring, ya oke-oke aja. Tapi saat mencoba duduk, ย ๐Ÿ˜ rasanya dada itu runtuh dan menimpa perutku. Terbayang akan berjalan siangnya, hanya bisa pucat.

Pagi itu juga makan tidak cair pertama setelah operasi. Bubur Sumsum. Dengan gula merah yang dicairkan. Awalnya terasa enak. Apapun kalau udah lama ga makan rasanya pasti enak. Tapi lama kelamaan dengan manisnya yang keterlaluan jadi eneg. Yang penting makan.

Siangnya tiba. Dan saat mama akan pergi makan siang tiba, Lisa juga datang minjamin buku. Ada 3 buku, kokology, The Best Laid Plans, dan Twilight. Okay. Setelah makan siang ditemanin Lisa (makasih Lisa Y_Y), waktu membaca pun dimulai. Karena kokology yang paling tipis, jadi mulai dengan itu. Tapi belum lama mulai membaca, suster yang mengawasi tugas jalan pun datang. Hem hem. Jalan pun dimulai. Setelah selesai, membaca pun dilanjutkan. Tapi ga lama karena kemudian tertidur 1 jam. Setelah itu membaca lagi sampai kokology habis dan dilanjutkan dengan The Best Laid Plans.

Sorenya, ayah datang, akan gantian dengan mama yang akan pulang besok paginya. Dan seperti biasa, saya masih melanjutkan membaca. Malam itu The Best Laid Plans selesai, dan dilanjutkan membaca sedikit bagian twilight, hingga menemukan bagian yang aneh. Pas ditanyain ke empunya buku, ternyata emang salah cetak dan halamannya tertukar dengan New Moon, jilid 2 nya Twilight, wah kesalahan yang luar biasa. Sampai disitu berhenti. Karena udah cape juga sih. ๐Ÿ˜›

Tiduuuuuuuur.

#6 – Rabu, 8 Juni 2011

Pada pagi harinya, ibu pun pergi pulang kembali ke Pekanbaru. Dan ayah saya yang kemudian menemani menggantikan ibu. Saat dokter datang untuk mengganti perban, yang kali ini tidak sesakit yang kemaren, karena sudah tidak ada lagi mengeluarkan selang dari dalam tubuh. Jadi saya mengajak si dokter yang ternyata adalah perawat. Perawakannya tidak seperti perawat, dan pekerjaannya juga tidak seperti perawat, jadi saya rasa semua juga bakal salah mengira bahwa dia adalah seorang perawat.

Yang saya bicarain dimulai dengan peralatannya. Kasa yang digunakannya disimpan dalam wadah steril yang bersifat sekali pakai. Termasuk sarung tangannya, steril dan disimpan di wadah tersebut. Saya lupa nama wadahnya. Sepertinya wadah itu satu paket dengan isi-isinya (ada kasa, sarung tangan kaya karet ga tau bahannya, dll) karena wadah tersebut juga memiliki waktu kadaluarsa.

Apakah sarung tangan yang sudah dipakai bisa dipakai lagi? Katanya sih tidak, bisa aja sih disterilkan lagi, tapi statusnya udah ga sama lagi elastisitasnnya, mungkin udah melar dan macam-macam. Di daur ulang kah? Ada yang didaur ulang, ada beberapa yang langsung dibakar. Tapi kebanyakan di daur ulang, kami hanya mengelompokkan sampahnya, ada sampah medis, dan sampah lainnya. Yang kaya botol infus, dikelompokkan sesamanya, dikelompokkan juga berdasarkan warnanya. Baru kemudian di berikan atau dijual lagi ke yang berminat. Kami udah berusaha sebaik mungkin untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Waw bagus deh mas, kalau gitu, haha.

Saat ganti perban selesai. Dokter menginformasikan kalau besok udah boleh pulang. (woot) Hore. Dan hari ini dilanjutkan dengan membaca twilight dengan nge-skip semua salah cetak yang ada. Sorenya udah beres, dan berusaha tidur secepatnya biar ga kebosanan. ๐Ÿ˜€

Besoknya? Selamat tinggal RS Santo Borromeus! I hope I will never come to see you again. :-h

Tinggalkan komentar